Rabu, 20 April 2016

Door Duisternis Tot Licht, dan cinta dari sang pahlawan



Assalamu'alaikum !

Hari ini tanggal 20 April ya?
3 Tahun lebih saya sekolah di Surakarta, ada beberapa hal yang selalu terasa istimewa bagi saya.




              Salah satunya adalah kewajiban mengenakan pakaian kebaya bagi siswa sekolah setiap hari kamis.Jadi, bukan hal yang mengherankan jika di tengah perjalanan menuju sekolah di hari itu, saya menemui seorang siswi SMP sedang membonceng motor dengan sedikit 'susah payah' (atau hanya perasaan saya saja) menyeimbangkan kakinya pada sadel motor, tubuh menghadap ke arah kiri, bembawa tas penuh buku, dengan balutan kebaya putih, rambut digulung, dengan rok jarik (sebutan untuk kain batik jawa) yang kadang masih sempat baca buku dalam posisi tersebut.

Saya sih boro-boro kayak gitu. Kadang di sekolah aja saya males baca buku.
Mohon jangan ditiru.

              Setiap kali saya menjumpai hal serupa, saya ingin sekali membahas tentang Kartini. Seorang wanita luar biasa yang dengan jasanya berhasil mengantarkan kaum perempuan menuju kehidupan yang lebih terang. Dan saya harap masih terang sampai sekarang.


Sebelum membahas hal yang lebih jauh, mungkin kalian mengenal sosok ini lebih dari yang saya tahu.
     
               Dan mungkin, kalian sudah tahu bagaimana kartini lahir dari sebuah keluarga ningrat, tetapi sulit baginya untuk mengenyam pendidikan. Ia dipingit di usia muda, untuk mempersiapkan diri menjadi seorang ibu yang dapat mengayomi anak-anaknya. Saya ingat salah seorang guru berkata bahwa untuk mempersiapkan diri menjadi seorang ibu di zaman beliau tidak semudah sekarang. Jangankan ngeblog seperti kita, mungkin untuk pergi ke perpustakaan untuk membaca buku butuh perjalanan berjam-jam dengan sepeda. Nggak ada yang pakai e-mail untuk berkomunikasi, mereka menggunakan surat (mengirim surat di zaman teknologi seperti sekarang ini nyaris mustahil, lho),
Juga, mereka dibekali dengan berbagai macam studi keluarga, parenting, manajemen, dan ilmu lainnya yang lebih hebat dari seorang sarjana.


Tapi, apakah kita tahu apa yang terjadi selanjutnya?

Saya membaca kutipan surat kartini pada sebuah buku yang saya baca, dimana isinya begitu menyindir, kurang lebih seperti ini,

"...Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban? Artinya, bahwa budaya barat bukanlah menjadi parameter keberhasilan dalam membentuk sebuah peradaban baru yang bermutu."

Masyaallah.

Iya, saya tidak menyangkal bahwa beliau pernah mengagung-agungkan bangsa Eropa,

                Namun yang perlu saya  garis bawahi, adalah bangsa Eropa bukanlah bangsa yang sempurna. Termasuk dalam paham feminisme dan kesetaraan gendernya. Jauh-jauh hari dari pembentukan paham ini, islam telah mengakui hak perempuan dalam berilmu, berorganisasi, berpendapat, dan lainnya. Bahkan pernah ada seorang mahasiwa mengatakan bahwa kesetaraan gender sendiri tidak pernah benar-benar diakui oleh bangsa barat.

Jadi, bisa disimpulkan juga bahwa peradaban barat bukan satu-satunya acuan di dunia.Ambil positifnya, hilangkan negatifnya. Setuju?

Bentar dulu, ada yang mulai pusing? istirahat dulu ya.
Maaf kalau bahasa saya begitu berat untuk dipahami.

Lalu, apakah salah para penyuara yang hanya menginginkan haknya?
Mereka tidah salah. Hanya cara mereka yang menurut saya kurang tepat.

"Jangan hanya bicara, Ubah dengan tindakan"
Kata-kata ini sering sekali kita dengar, kan?

Yuk, kita ubah dunia dengan tindakan kita. Dengan prestasi kita. Dengan apa yang dapat kita perbuat, setidaknya, untuk merubah wajah dunia dengan cara damai. Bukan dengan bentrok dan lalu lalang sembarangan di jalan.

Seperti cinta Ibu Kita Kartini, terhadap kita sang generasi penerusnya,
Udah nggak jaman kali cuma minta dihargai tapi kamu nggak mau menghargai.
Ayo, buktikan cinta kita pada para pahlawan ini, buktikan bahwa kita bisa menjadi luar biasa :)

Akhirukalam, selamat hari Kartini bagi seluruh perempuan Indonesia!

And the last on, see ya on top :)

~200416~

Lihat anak kecil kebayaan itu lucu ya :)




2 komentar:

  1. Iya lihat anak kecil pake kebaya itu lucu. Apalagi kebayanya yang polos aja, makeup nya tipis juga. Bukan yang menor2..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak kecil pake kebaya itu lucunya masyaallah banget mbak, gemes :)
      Tapi anak SMP pake kebaya lucu juga mbak, hehehe

      Hapus