Kamis, 05 Mei 2016

(im)perfect

Assalamu'alaikum !

Udah telat ya buat merayakan hari pendidikan nasional? maaf banget soal ketidaknyamanan ini.
Walaupun terlambat, selamat hari pendidikan nasional, untuk semua pelaku pendidikan Indonesia !
Karena nggak akan ada kata mantan pelajar :)

Huwaa.
Seneng banget bisa ngeblog lagi.




(im)perfect.
Manusia memang makhluk Allah paling sempurna.
Namun, tidak ada manusia yang bisa sangat sempurna.

                 Masalah 'menjadi sempurna' ini memang banyak menuai pro dan kontra. Banyak orang menjadi bodoh untuk mengambil resiko karena ingin menjadi seseorang yang sempurna. Tapi, tanpa sadar, manusia akan terus merasa kurang. Apalagi soal penampilan. Setiap hari, setiap bulan, setiap tahun bahkan dekade, manusia terus-menerus dicekoki dengan tren penampilan terbaru. Tren musik terbaru. Apapun selalu diperbaharui dengan cepat. Sebenarnya, bagi mereka yang peduli bahwa hidup tidak hanya soal penampilan fisik belaka, tentu ini akan sangat membosankan.

                 Soal kesempurnaan ini, saya jadi ingat beberapa gambar di instagram yang sangat menggelitik dan pernah marak dibicarakan. Gambar tersebut memperlihatkan beberapa anak muda yang berpose di zebra cross saat lampu merah. Saya nggak bisa membayangkan apa jadinya jika lampu lalu lintas tersebut berubah warna dari merah menjadi hijau. Mungkin, para pemuda tersebut belum sempat menyelamatkan diri akibat ulah 'mencari angle sempurna'. Kan nggak lucu banget kalau sampai berita ini masuk koran : "Mati akibat cari tren". Dan juga beberapa gambar konyol lainnya. Sampai sekarang saya masih mikir tentang apa resiko jika terlalu mengejar kesempurnaan itu.

(im)perfect.
Bahkan saya sendiri bukan seorang yang sempurna.

                Di sekolah, saya bukanlah siswa populer yang menghabiskan waktu dengan hal-hal yang dilakukan oleh mereka. Banyak yang mengenal saya, Banyak yang tak segan-segan untuk selalu memberi support dan menasihati. Saya punya banyak sahabat. Tapi tetap, saya adalah seorang yang tertutup jika berada di antara mereka yang tidak sejalan akal fikirnya, yang selalu merayakan pesta ulang tahun yang mewah, setiap hari berbelanja di mall, yang selalu hadir setiap konser band. Yang selalu mengikuti mode kekinian. Bukannya nggak boleh, sekali-sekali boleh kok, tapi haruskah setiap detik mereka habiskan untuk sesuatu yang remeh semacam itu?

(im)perfect.
Karena manusia nggak ada yang sempurna.
Dan karena hanya milik Allah-lah kesempurnaan.

                Setiap manusia memiliki khasnya masing-masing. Ada yang berbakat dalam melukis, menulis, atau olahraga. Kita tidak bisa memaksakan diri untuk menjadi seperti orang lain. Seperti pelangi (tolong banget mikirnya jangan aneh-aneh), Setiap dari kita memiliki warna tersendiri, yang akan mewujudkan kolaborasi menjadi sebuah dunia yang kita inginkan. Karena perbedaan itu indah dan bukan untuk diratapi, tapi disyukuri.

Tidak perlu menjadi sempurna. Tapi jadilah penyeimbang dunia. Toh, yang bisa kita lakukan hanyalah mendekati, bukan menjadi.

Maaf kalau bahasa saya terlalu rendahan. Maklum, baru belajar nulis lagi setelah ide vakum. Hehehe.


~050516~

Do you still want to be perfect?




4 komentar:

  1. Manusia itu, makhluk paling sempurna tapi gak ada yang sempurna :)

    Kalau mau sempurna, jangan menjadi siapapun (nobody).
    Because some people said that: nobody's perfect :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, kalau semua sudah sempurna, maka tidak akan ada lagi usaha. tidak ada lagi para motivator, penggerak, guru. Hidup menjadi gersang dan suram karena semua tidak lagi saling melengkapi.

      Setuju deh sama yang ini :)

      Hapus
  2. "Setiap dari kita memiliki warna tersendiri, yang akan mewujudkan kolaborasi menjadi sebuah dunia yang kita inginkan. Karena perbedaan itu indah dan bukan untuk diratapi, tapi disyukuri." <- Ini awesome!

    Gue malah kasian kalo ngeliat ada orang lain berusaha tampil sempurna tapi kesannya maksa. Kasian aja sama batinnya yang lelah ngikutin nafsu. *ini apa sih?*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kasihan emang.
      Apalagi waktu-waktu semacam liburan. Niatnya bukan liburan, seakan cuma pamer bahan.

      Ngg, ini yang terakhir maksudnya apa ya? *gagalfokus*

      Hapus